Apakah Kaiseki dan Omakase

man in chef suit

Jika Anda baru saja mulai tertarik dengan masakan Jepang, Anda mungkin menemukan beberapa istilah lokal yang mungkin membingungkan Anda. Hal ini sangat wajar dan banyak juga dialami oleh orang yang baru tinggal di Jepang. Dua istilah yang paling membingungkan adalah kaiseki dan omakase.

Beberapa orang menggunakannya secara bergantian seolah-olah artinya sama tetapi sebenarnya mereka berbeda dalam banyak hal. Dalam posting ini, saya akan menjelaskan apa yang dimaksud masing-masing dan bagaimana mereka berbeda satu sama lain. Sebelum kita membahas perbedaannya, mari kita bicara secara singkat tentang persamaannya.

Baik kaiseki dan omakase adalah istilah Jepang dan mengacu pada gaya makan, tetapi formatnya sangat berbeda. Keduanya bertujuan untuk memberikan pengunjung pengalaman bersantap yang sangat eksklusif yang tidak hanya sangat lezat tetapi juga berkesan.

Wawasan Tentang Makanan Kaiseki

Kaiseki berasal dari istilah ‘chakaiseki’ yang berarti upacara minum teh tradisional Jepang yang biasa dilakukan pada abad ke-16 dan seterusnya. Ini mengacu pada masakan multi-hidangan yang disajikan sebelum beberapa cangkir matcha. Dalam bahasa Jepang Kaiseki berarti memiliki batu di dada dan mengacu pada kebiasaan para biksu melipat batu di jubah mereka, dekat dengan perut mereka untuk mengusir rasa lapar.

Referensi lain dari kaiseki berasal dari pertemuan sosial kontemporer di mana orang-orang duduk bersama. Makanan yang rumit disajikan, diikuti oleh sake dan kemudian diakhiri dengan layanan teh. Format makanan sederhana ini telah berkembang pesat selama bertahun-tahun menjadi layanan yang lebih mewah meskipun masakannya sederhana.

Makanan kaiseki tradisional terdiri dari sembilan hidangan, namun Anda mungkin menemukan variasi yang berbeda termasuk hanya 6 atau hingga 15 hidangan. Keunikan suatu hidangan dibedakan oleh metode memasak hidangan tersebut. Berikut beberapa hidangan yang populer :

  • Sakizuke biasanya merupakan hidangan pertama dan dirancang sedemikian rupa untuk menarik minat dan meningkatkan selera pengunjung untuk hidangan berikutnya. Ini mengikuti format yang sama dengan bouche amuse Prancis.
  • Hassun biasanya disebut sebagai kursus musiman karena Anda akan menemukan sayuran segar dan buah-buahan yang sedang musim. Dengan demikian, ini menandai musim makan.
  • Suimono adalah hidangan sup spesial yang terbuat dari kaldu dashi yang lezat.
  • Tsukuri adalah kursus sashimi di mana koki akan menyajikan potongan sempurna dari ikan berkualitas tinggi yang tersedia.
  • Yakimono mengacu pada hidangan khusus panggang di mana sebagian besar daging, ikan, makanan laut, atau sayuran dipanggang atau digoreng sebelum disajikan.
  • Takiawase adalah hidangan yang dimasak dan direbus dengan sabar yang mungkin termasuk beberapa sayuran yang dicampur dengan daging.
  • Shokuji adalah hidangan nasi yang lebih mengenyangkan yang biasanya datang ke tengah dan disajikan dengan sup miso dan gari (acar sayuran).
  • Mizugashi atau Mizumono adalah bagian makanan penutup dan dapat terdiri dari hidangan buah-buahan segar manisan Jepang.

Wawasan Tentang Makanan Omakase

Omakase adalah istilah pendek yang digunakan untuk ‘omakase shimasu’ yang secara kasar dapat diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai ‘I trust you (chef)’. Ini memberikan kebebasan kreatif kepada koki dan pengalaman yang tak terlupakan bagi para tamu. Di AS, banyak orang keliru menganggapnya sebagai menu mencicipi untuk berbagai hidangan yang tersedia di restoran sushi, padahal maknanya lebih dalam dari itu.

Ketika seorang pelanggan meminta makanan Omakase, dia menaruh kepercayaannya pada koki dan setuju untuk mengikuti penilaiannya tentang apa yang terbaik untuknya. Seluruh makanan direncanakan oleh koki berdasarkan apa yang dia ketahui tentang Anda (jika Anda adalah pelanggan tetap) atau berdasarkan kesukaan/preferensi Anda selama makan.

Koki dengan hati-hati memperhatikan reaksi Anda terhadap makanan dan ini berfungsi sebagai umpan balik langsung untuk memberi Anda pengalaman bersantap yang tak terlupakan. Ini berbeda dengan konsep barat tentang mencicipi menu di mana Anda disajikan makanan tetapi koki tidak dapat melihat reaksi Anda.

Gaya makan ini umum di restoran sushi tetapi tidak terbatas pada itu saja. Anda juga dapat menemukan santapan bergaya omakase di jenis masakan Jepang lainnya seperti kushiage (tusuk sate goreng), dan kushiyaki (tusuk sate panggang). Dalam kursus tusuk sate, koki terus menyajikan sampai Anda bisa makan.

Makanan omakase dimulai dengan ikan yang lebih ringan dan kemudian perlahan-lahan berlanjut ke yang lebih berlemak dan kemudian diakhiri dengan hidangan manis. Menurut koki Jepang yang berpengalaman, gaya makan ini paling baik dinikmati ketika Anda datang dengan pikiran terbuka untuk mencoba pengalaman baru dan tidak mengatakan ‘Saya tidak mau itu’ atau ‘Saya tidak suka ini’.

Sebuah restoran yang menawarkan omakase memiliki suasana yang luar biasa dan kokinya ramah dan bersahabat. Tidak perlu terburu-buru untuk makan dengan cepat karena koki menyesuaikan kecepatan Anda dan melakukan yang terbaik untuk memberi Anda makan malam yang tak terlupakan. Banyak pelanggan mengatakan bahwa omakase adalah pengalaman transformatif bagi mereka di mana mereka belajar banyak tentang asal usul ikan, cara mereka disiapkan, dan cara mengeksplorasi rasa baru.

You Might Also Like